Islam
datang ke Kalimantan pada abad ke 15. Suatu ketika, Raden Paku atau
Sunan Giri berlayar ke pulau Kalimantan dan mendarat di pelabuhan
Banjar. Kedatangannya sebagai muballigh sambil membawa barang
dagangannya dengan tiga buah kapal. Kedatangan Sunan Giri ke Kalimantan
diperkirakan pada tahun 1470 M.
Pada
akhir abad ke 15, orang-orang Islam dari Jawa telah banyak menetap di
Kalimantan. Berita-berita tentang agama Islam semakin tersiar dikalangan
penduduk, baik melalui pendatang (pedagang dan muballigh) maupun
orang-orang Kalimantan sendiri yang pernah menyinggahi Jawa, terutama
Jawa Timur. Itu sebabnya maka kisah-kisah tentang Wali Songo menjadi
buah bibir penduduk Kalimantan. Pelan tapi pasti Agama Islam telah
dikenal oleh seluruh penduduk.
Pada
masa itu, kalimantan Selatan masih dibawah Kerajaan Daha, yang pada
saat itu dipimpim oleh Pangeran Sukarama. Ia mempunyai tiga orang anak;
Pangeran Mangkubumi, Pangeran Tumenggung dan Putri Galuh. Peristiwa
kelahiran Kerajaan Banjar bermula dari konflik yang ada di dalam Istana
Daha. Konflik terjadi antara Pangeran Samudera sebagai pewaris sah
Kerajaan Daha, dengan pamannya Pangeran Tumenggung. Seperti dikisahkan
dalam Hikayat Banjar, ketika Raja Sukarama merasa sudah hampir tiba
ajalnya, ia berwasiat, agar yang menggantikannya nanti adalahcucunya
Raden Samudera.
Tentu saja
keempat anaknya tidak setuju dengan sikap ayahnya itu, terlebih Pangeran
Tumenggung yang sangat berambisi. Setelah Sukarama wafat, jabatan
dipegang oleh anak tertua, yakni Pangeran Mangkubumi. Waktu itu,
Pangeran Samudera baru berumur 7 tahun. Pangeran Mangkubumi tak terlalu
lama berkuasa, karena ia dibunuh oleh pengawalnya yang berhasil dihasut
oleh Pangeran Tumenggung. Dengan meninggalnya Pangeran Mangkubumi, maka
Pangeran Tumenggung naik tahta.
Pada
saat itu, Pangeran Samudera menjadi musuh besar Pangeran Tumenggung.
Oleh karena itu ia memilih meninggalkan istana dan menyamar menjadi
nelayan di Pelabuhan Banjar. Namun, keberadaanya diketahui oleh Patih
Masih yang menguasai Bandar. Karena tidak mau daerahnya (Patih Masih)
terus menerus mengantar upeti ke Daha kepada Pangeran Tumenggung, maka
Patih Masih mengangkatnya sebagai Raja.
Dalam
sejarah Daha, tersebutlah seorang perdana menteri yang cakap, bernama
Patih Masih. Walau tak sebesar Patih Gajah Mada, ia mampu mengendalikan
pemerintahan dengan teratur dan maju. Patih ini banyak bergaul dengan
pendatang-pendatang di Pelabuhan Bandar. Disanalah ia bergaul dengan
Muballigh Islam yang datang dari Tuban dan Gresik. Dari para Muballigh
ini ia mendengar kisah tentang Wali Songo dalam mengemban Kerajaan Demak
dan dalam membangun masyarakat yang adil dan makmur. Bagi Patih Masih,
kisah tersebut sangat fantastik, mengagumkan. Seiring berjalannya waktu,
dari pergaulannya ini, ia akhirnya memeluk Islam.
Atas
bantuan Patih Masih, Pangeran Samudera dapat menghimpun kekuatan dan
memulai menyerang Pangeran Tumenggung. Tetapi peperangan terus
berlangsung secara seimbang. Patih mengusulkan untuk meminta bantuan
Demak. Sultan Demak bersedia membantu Pangeran Samudera asal nanti masuk
Islam. Lalu sultan Demak mengirimkan bantuan seribu orang tentaranya[6]
(sumber lain mengatakan berjumlah 40.000 tentara, dengan jumlah 1.000
kapal, masing-masing kapal memuat 400 prajurit). Atas bantuan itu,
kemenangan ada di pihak Pangeran Samudera. Sesuai dengan janjinya, ia
beserta seluruh kerabat keraton dan penduduk Banjar menyatakan diri
masuk Islam. Setelah masuk Islam, ia diberi nama Sultan Suryanullah atau
Suriansyah, yang dinobatkan sebagai raja pertama Kerajaan Banjar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar