Senin, 20 Januari 2020

Sejarah Berdirinya Kerajaan Banjar


Islam datang ke Kalimantan pada abad ke 15. Suatu ketika, Raden Paku atau Sunan Giri berlayar ke pulau Kalimantan dan mendarat di pelabuhan Banjar. Kedatangannya sebagai muballigh sambil membawa barang dagangannya dengan tiga buah kapal. Kedatangan Sunan Giri ke Kalimantan diperkirakan pada tahun 1470 M.

Pada akhir abad ke 15, orang-orang Islam dari Jawa telah banyak menetap di Kalimantan. Berita-berita tentang agama Islam semakin tersiar dikalangan penduduk, baik melalui pendatang (pedagang dan muballigh) maupun orang-orang Kalimantan sendiri yang pernah menyinggahi Jawa, terutama Jawa Timur. Itu sebabnya maka kisah-kisah tentang Wali Songo menjadi buah bibir penduduk Kalimantan. Pelan tapi pasti Agama Islam telah dikenal oleh seluruh penduduk.

Pada masa itu, kalimantan Selatan masih dibawah Kerajaan Daha, yang pada saat itu dipimpim oleh Pangeran Sukarama. Ia mempunyai tiga orang anak; Pangeran Mangkubumi, Pangeran Tumenggung dan Putri Galuh. Peristiwa kelahiran Kerajaan Banjar bermula dari konflik yang ada di dalam Istana Daha. Konflik terjadi antara Pangeran Samudera sebagai pewaris sah Kerajaan Daha, dengan pamannya Pangeran Tumenggung. Seperti dikisahkan dalam Hikayat Banjar, ketika Raja Sukarama merasa sudah hampir tiba ajalnya, ia berwasiat, agar yang menggantikannya nanti adalahcucunya Raden Samudera.

Tentu saja keempat anaknya tidak setuju dengan sikap ayahnya itu, terlebih Pangeran Tumenggung yang sangat berambisi. Setelah Sukarama wafat, jabatan dipegang oleh anak tertua, yakni Pangeran Mangkubumi. Waktu itu, Pangeran Samudera baru berumur 7 tahun. Pangeran Mangkubumi tak terlalu lama berkuasa, karena ia dibunuh oleh pengawalnya yang berhasil dihasut oleh Pangeran Tumenggung. Dengan meninggalnya Pangeran Mangkubumi, maka Pangeran Tumenggung naik tahta.

Pada saat itu, Pangeran Samudera menjadi musuh besar Pangeran Tumenggung. Oleh karena itu ia memilih meninggalkan istana dan menyamar menjadi nelayan di Pelabuhan Banjar. Namun, keberadaanya diketahui oleh Patih Masih yang menguasai Bandar. Karena tidak mau daerahnya (Patih Masih) terus menerus mengantar upeti ke Daha kepada Pangeran Tumenggung, maka Patih Masih mengangkatnya sebagai Raja.

Dalam sejarah Daha, tersebutlah seorang perdana menteri yang cakap, bernama Patih Masih. Walau tak sebesar Patih Gajah Mada, ia mampu mengendalikan pemerintahan dengan teratur dan maju. Patih ini banyak bergaul dengan pendatang-pendatang di Pelabuhan Bandar. Disanalah ia bergaul dengan Muballigh Islam yang datang dari Tuban dan Gresik. Dari para Muballigh ini ia mendengar kisah tentang Wali Songo dalam mengemban Kerajaan Demak dan dalam membangun masyarakat yang adil dan makmur. Bagi Patih Masih, kisah tersebut sangat fantastik, mengagumkan. Seiring berjalannya waktu, dari pergaulannya ini, ia akhirnya memeluk Islam.

Atas bantuan Patih Masih, Pangeran Samudera dapat menghimpun kekuatan dan memulai menyerang Pangeran Tumenggung. Tetapi peperangan terus berlangsung secara seimbang. Patih mengusulkan untuk meminta bantuan Demak. Sultan Demak bersedia membantu Pangeran Samudera asal nanti masuk Islam. Lalu sultan Demak mengirimkan bantuan seribu orang tentaranya[6] (sumber lain mengatakan berjumlah 40.000 tentara, dengan jumlah 1.000 kapal, masing-masing kapal memuat 400 prajurit). Atas bantuan itu, kemenangan ada di pihak Pangeran Samudera. Sesuai dengan janjinya, ia beserta seluruh kerabat keraton dan penduduk Banjar menyatakan diri masuk Islam. Setelah masuk Islam, ia diberi nama Sultan Suryanullah atau Suriansyah, yang dinobatkan sebagai raja pertama Kerajaan Banjar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejarah Singkat Kesultanan Banjar, Kerajaan Islam pertama di Kalsel

Awal mula Islam masuk ke wilayah Banjar   Kesultanan Banjar merupakan kerajaan bercorak Islam yang berdiri antara 1526...